Beliau merupakan anak kelima dari Syaikh Abdullah Mubarok bin Nur Muhammad, atau Abah Sepuh, pendiri Pesantren Suryalaya. Sebuah pesantren tasawuf yang khusus mengajarkan Thariqoh Qadiriyyah wa Naqsyabandiyah (TQN). Abah Anom Suryalaya meneruskan tampuk kepemimpinan sang ayah setelah melanglang mencari ilmu hingga Makkah Al-Mukaromah. Dikutip dari artikel “TQN Pondok Pesantren Suryalaya dan Perkembangannya pada Masa Abah Anom (1950-1990)”, Pangersa Ibu Hj. Euis Siti Ru’yanah dan Abah Anom meninggalkan tiga belas putra dan putri. Mursyid thoriqah dari Pesantren Suryalaya Tasikmalaya lebih kurang pada awal tahun 1981. Ketika itu ayahanda Alfaqir, Hj Saleh Khan berada di Suryalaya menziarahi Abah Anom dan beliau mengkhabarkan kami bahawa apabila upacara baiát mengambil tempat, Abah dan Hamka masuk ke ruang pekarangan keluarga dan di tutup pintunya agar tidak di lihat-lihat orang semasa baiát di jalankan nanti. Pada masa awal kepemimpinan Abah Anom juga banyak mengalami kendala yang cukup mengganggu, di antaranya pemberontakan DI/TII. Pada masa itu Pondok Pesantren Suryalaya sering mendapat gangguan dan serangan, terhitung lebih dari 48 kali serangan yang dilakukan DI/TII. Juga pada masa pemberontakan PKI tahun 1965, Abah Anom banyak membantu Namun, hingga Abah Anom tutup usia, 5 September 2011, ULAMA belum berdiri. Perjuangan tetap berlanjut. Insya Allah segera jadi. Segala persyaratan terus dipenuhi,” ujar pengemban amanah sesepuh Pondok Pesantren Suryalaya, KH. Zaenal Abidin Anwar, Sabtu, 8 November 2014. Sumber. Pondok Pesantren Suryalaya, suryalaya.org rXwSIYv.

pondok pesantren suryalaya pengganti abah anom